Sobat! Disaat terjadi kejadian yang merugikan Islam, betapa sering kita mendengar atau membaca atau bahkan mungkin kita salah satu dari mereka yang berkata: Kemana Saudi? Apa Peran Saudi? Mengapa Saudi Demikian? Mengapa Saudi Tidak Menyerang Israel? Dan masih banyak lagi ungkapan senada.
Sobat! Ijinkan saya bertaya: memangnya Islam itu agamanya siapa? Apakah Islam milik Saudi? Lalu anda sendiri apa agama yang anda yakini? Dan menurut anda apakah Islam adalah Saudi dan sebaliknya apakah Saudi adalah Islam?
Bila Islam adalah Saudi maka sial besar bagi selain warga negara Saudi Arabia, karena tidak akan pernah bisa menjadi ummat Islam.
Namun bila sebaliknya Saudi adalah Islam, maka kerugian besar pula bagi ummat seluruh ummat Islam di berbagai belahan bumi lainnya, karena ternyata pemahan dan praktek keislamannya berbeda dengan yang dipahami dan diamalkan oleh masyarakat Saudi Arabia.
Sobat! Saya yakin anda memahami bahwa Saudi Arabia hanyalah bagian dari Ummat Islam, yang kebetulan mendapat karunia dari Allah berupa menaungi dua kota suci Islam; Makkah dan Madinah.
Saya juga yakin bahwa anda telah memahami bahwa Islam anti dengan yang namanya fanatik golongan dan negara. Islam mengajarkan agar ummatnya bersatu karena iman bukan karena kesukuan atau kenegaraan.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara. (Al Hujurat 10)
Karena hanya iman yang menyatukan ummat Islam maka wajar bila orang yang paling mulia adalah orang yang paling sempurna imannya.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia dari kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa, sejatinya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (AL Hujurat 13).
Bila demikian, mengapa ada ucapan: kemana Saudi? Apa yang dilakukan oleh Saudi?
Walaupun pada kenyataannya Saudi dalam urusan sholat; zakat; puasa dan haji telah membuktikan kesungguhannya melebihi kebanyakan orang yang membencinya.
Bukankah akan lebih bijak bila kita berkata: kemanakah saya? Apakah yang telah saya lakukan untuk Islam? Atau bahkan : sudahkah saya mengenal Islam dengan sebenarnya? Ataukah selama ini saya hanya kenal kulit dan namanya semata. Adapun isi dan intinya masih jauh dari jangkauan kita.
Anda pasti menyadari bahwa sebagaimana diri anda dan juga diri saya selama ini berlumuran dan belepotan dengan kekurangan dan kesalahan, belum banyak yang kita lakukan untuk Islam. Maka demikian juga halnya dengan Saudi Arabia, mereka juga manusia biasa tak ubahnya kita semua. Namun coba bandingkan, apa yang telah anda lakukan dengan yang dilakukan oleh Saudi Arabia?
Bila anda berkata: mengapa Saudi tidak memerangi Israel? Maka coba lontarkan pertanyaan serupa kepada diri anda sendiri: mengapa anda atau bahkan negara anda juga tidak memerangi Israel?
Bila anda berkata: Saya tidak atau belum mampu maka tidakkah anda menyadari bahwa hal serupa juga terjadi dengan Saudi Arabia?
Sobat! Bila kita menyadari Islam adalah agama kita bersama, mengapa selama ini dalam diri kita hanya ada semangat untuk menjadi penonton dan bukan sebagai pelaku perjuangan dan penegak Islam?
Adakah yang salah dengan diri kita?
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri.
Sobat! Disaat terjadi kejadian yang merugikan Islam, betapa sering kita mendengar atau membaca atau bahkan mungkin kita salah satu dari mereka yang berkata: Kemana Saudi? Apa Peran Saudi? Mengapa Saudi Demikian? Mengapa Saudi Tidak Menyerang Israel? Dan masih banyak lagi ungkapan senada.
Sobat! Ijinkan saya bertaya: memangnya Islam itu agamanya siapa? Apakah Islam milik Saudi? Lalu anda sendiri apa agama yang anda yakini? Dan menurut anda apakah Islam adalah Saudi dan sebaliknya apakah Saudi adalah Islam?
Bila Islam adalah Saudi maka sial besar bagi selain warga negara Saudi Arabia, karena tidak akan pernah bisa menjadi ummat Islam.
Namun bila sebaliknya Saudi adalah Islam, maka kerugian besar pula bagi ummat seluruh ummat Islam di berbagai belahan bumi lainnya, karena ternyata pemahan dan praktek keislamannya berbeda dengan yang dipahami dan diamalkan oleh masyarakat Saudi Arabia.
Sobat! Saya yakin anda memahami bahwa Saudi Arabia hanyalah bagian dari Ummat Islam, yang kebetulan mendapat karunia dari Allah berupa menaungi dua kota suci Islam; Makkah dan Madinah.
Saya juga yakin bahwa anda telah memahami bahwa Islam anti dengan yang namanya fanatik golongan dan negara. Islam mengajarkan agar ummatnya bersatu karena iman bukan karena kesukuan atau kenegaraan.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara. (Al Hujurat 10)
Karena hanya iman yang menyatukan ummat Islam maka wajar bila orang yang paling mulia adalah orang yang paling sempurna imannya.
Allah Ta'ala berfirman:
Karena hanya iman yang menyatukan ummat Islam maka wajar bila orang yang paling mulia adalah orang yang paling sempurna imannya.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia dari kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa, sejatinya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (AL Hujurat 13).
Bila demikian, mengapa ada ucapan: kemana Saudi? Apa yang dilakukan oleh Saudi?
Walaupun pada kenyataannya Saudi dalam urusan sholat; zakat; puasa dan haji telah membuktikan kesungguhannya melebihi kebanyakan orang yang membencinya.
Bukankah akan lebih bijak bila kita berkata: kemanakah saya? Apakah yang telah saya lakukan untuk Islam? Atau bahkan : sudahkah saya mengenal Islam dengan sebenarnya? Ataukah selama ini saya hanya kenal kulit dan namanya semata. Adapun isi dan intinya masih jauh dari jangkauan kita.
Anda pasti menyadari bahwa sebagaimana diri anda dan juga diri saya selama ini berlumuran dan belepotan dengan kekurangan dan kesalahan, belum banyak yang kita lakukan untuk Islam. Maka demikian juga halnya dengan Saudi Arabia, mereka juga manusia biasa tak ubahnya kita semua. Namun coba bandingkan, apa yang telah anda lakukan dengan yang dilakukan oleh Saudi Arabia?
Bila anda berkata: mengapa Saudi tidak memerangi Israel? Maka coba lontarkan pertanyaan serupa kepada diri anda sendiri: mengapa anda atau bahkan negara anda juga tidak memerangi Israel?
Bila anda berkata: Saya tidak atau belum mampu maka tidakkah anda menyadari bahwa hal serupa juga terjadi dengan Saudi Arabia?
Sobat! Bila kita menyadari Islam adalah agama kita bersama, mengapa selama ini dalam diri kita hanya ada semangat untuk menjadi penonton dan bukan sebagai pelaku perjuangan dan penegak Islam?
Adakah yang salah dengan diri kita?
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri.
0 comments:
Posting Komentar
Jiwa positif akan selalu tertanam pada diri kita semua :)